Strategi Pemasaran dengan Jiwa: Rahasia Menyentuh Hati Pasar ala Dunia Hospitality

“When strategy speaks from the heart, the market listens with loyalty.”
– Adaptasi dari prinsip komunikasi yang otentik

Pasar Bukan Sekadar Target, Ia Adalah Tamu Kehormatan

Dalam dunia perhotelan dan pariwisata, pemasaran bukan sekadar persoalan menjual. Ia adalah seni menyampaikan nilai, menjalin relasi, dan mengundang pengalaman batin. Banyak pemasar terlalu cepat melompat ke diskusi harga, diskon, dan iklan. Padahal, pemasaran yang hakiki dimulai dari niat—niat untuk memahami dan melayani dengan tulus.

Pitutur Jawa mengingatkan kita: “Ngerti sak durunge ngerti.”
(Memahami sebelum benar-benar mengerti)
Artinya, kita harus masuk lebih dalam, memahami bukan hanya siapa pasar kita, tetapi juga mengapa mereka memilih kita.

Strategi 4-langkah dari Pierre Herubel menjadi fondasi penting, namun dalam konteks budaya Indonesia, strategi ini diperkaya dengan dimensi kearifan lokal dan nilai spiritual global—yang mampu mengubah teknik menjadi pelayanan, dan proses menjadi pengalaman bermakna.

 

 

Karena dalam dunia hospitality: "Orang mungkin lupa apa yang Anda katakan, tapi mereka tak akan lupa bagaimana Anda membuat mereka merasa."

Langkah 1: Target Audience – Mengenali Mereka yang Hendak Kita Layani

Mulailah dengan mengenal siapa yang ingin kita layani: target market, industri, firmographics, tujuan, dan rasa sakit mereka. Namun, dalam konteks budaya lokal, kita juga harus mengenali nilai hidup mereka, harapan spiritual, dan tujuan emosional dari perjalanan wisata mereka.

“Marketing is no longer about the stuff that you make, but about the stories you tell.”
— Seth Godin

Tips & Trik:

  • Gunakan persona berbasis emosi dan budaya.
  • Libatkan komunitas lokal dalam riset pasar—dengarkan cerita, bukan hanya angka.
  • Pitutur Jawa: “Wong apik iku sing bisa ngrasakke liyan” — Orang baik adalah yang bisa merasakan orang lain.

Langkah 2: Positioning – Menentukan Tempat Kita di Hati Mereka

Positioning adalah tentang bagaimana kita ingin dilihat. Bukan hanya soal fitur, tetapi makna. Apa yang kita wakili? Apa yang kita lawan? Apa yang membedakan kita dengan cara yang tulus dan bermartabat?

“If you don’t position yourself, the market will do it for you. And you might not like what they decide.”
— Al Ries

Tips & Trik:

  • Bangun narasi identitas yang otentik dan menyentuh hati.
  • Tentukan “musuh simbolik” yang Anda lawan secara nilai, seperti ketidakpedulian atau ketergantungan pada hal instan.
  • Pitutur Jawa: “Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana.” — Harga diri seseorang tampak dari tutur katanya dan cara ia menampilkan diri.

Langkah 3: Messaging – Bicara dengan Nada Jiwa, Bukan Sekadar Kata

Pesan adalah cara kita menyampaikan positioning dalam bentuk kata, suara, dan citra. Pesan yang baik menyentuh hati, bukan hanya menyampaikan fakta.

“People don’t buy what you do, they buy why you do it.”
— Simon Sinek

Tips & Trik:

  • Gunakan tone of voice yang sesuai dengan identitas brand—ramah, hangat, dan menyemangati.
  • Sampaikan nilai melalui cerita pelanggan yang nyata dan menyentuh.
  • Pitutur Jawa: “Ojo mung pinter ngomong, nanging kudu bisa nyandhak ati.” — Jangan hanya pandai berkata, tapi harus bisa menyentuh hati.

Langkah 4: Offer – Memberi, Bukan Hanya Menjual

Tawaran bukan hanya soal harga atau fitur, tetapi seberapa relevan dan jujur kita dalam menawarkan solusi. Apakah benar-benar menjawab kebutuhan dan harapan pasar? Apakah ada niat baik yang mendasarinya?

“The best offers are not loud. They are honest.”

Tips & Trik:

  • Claim dengan cerita, prove dengan bukti nyata, dan filter dengan nurani.
  • Gunakan filter kejujuran dalam setiap penawaran: layakkah ini kita tawarkan sebagai bentuk pelayanan?
  • Pitutur Jawa: “Wong jujur iku rejekine banter.” — Orang jujur akan selalu diberi jalan.

Mengapa Ini Penting dalam Dunia Pariwisata dan Perhotelan?

Karena industri ini adalah industri pengalaman manusia. Apa yang kita tawarkan bukan hanya fasilitas, tapi rasa, memori, dan relasi. Maka, strategi pemasaran yang manusiawi dan bijaksana akan menciptakan loyalitas yang tak tergantikan.

Simulasi Workshop:

  1. Mapping Empati Wisatawan
  2. Game: Find Your Position
  3. Challenge: Voice Your Brand
  4. Roleplay: Claim – Prove – Filter

Niat Luhur adalah Fondasi Marketing Sejati

Pemasaran yang mengakar adalah pemasaran yang berangkat dari niat baik. Seperti dalam pitutur: “Tumindak becik bakal bali becik.” — Kebaikan akan kembali pada mereka yang menebarkannya.

Strategi 4-langkah ini bukan hanya soal teknis, tapi ritual dalam membangun hubungan. Dalam dunia pariwisata yang padat dan kompetitif, hanya mereka yang menjual dengan hati, yang akan dikenang dengan cinta.

Kesimpulan Praktis (Executive Summary):

Langkah Tujuan Kerangka Catatan Penting
1. Target Audience Kenali siapa dan mengapa mereka STP Empati adalah alat utama
2. Positioning Tentukan makna Anda bagi mereka Positioning Statement Ceritakan siapa musuh simbolik Anda
3. Messaging Sampaikan nilai dengan nada yang tepat Value Proposition Canvas Konsistensi adalah kunci
4. Offer Tawarkan dengan jujur dan relevan Claim-Prove-Filter Janji harus ditepati, bukan hanya dibuat

Apakah Anda siap meramu strategi pemasaran bukan hanya dari data, tetapi dari cinta? Karena dalam dunia hospitality:

“Orang mungkin lupa apa yang Anda katakan, tapi mereka tak akan lupa bagaimana Anda membuat mereka merasa.”

 

Jember, 18 April 2025

Jeffrrey Wibisono V.

Praktisi Industri Hospitality dan Konsultan

 

Leave a Reply