Jangan Mau Lagi

“Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”

.

Teriakkan sekali lagi!
Lagi!
Lagiiii!!!

Suaraku sudah parau
Seperti gagak yang lelah terbang di langit kemarau
Wajahku menghitam
Seburam bara dendam yang tak padam
Peluh dan debu bersatu di tubuhku
Mengabarkan: ini bukan waktunya menyerah!

Ayo!
Bangunkan tubuhmu dari kubur ketidakpedulian
Hadirkan jiwamu di tengah deru zaman
Luka di kaki, perih di tangan, abaikan!
Karena nasib kita
Bukan di tangan takdir, tapi di gerakanmu sendiri!

Dobrak pintu!
Robohkan dinding!
Nyalakan kembali bara yang hampir padam
Kita cari arah
Meski kompas retak dan peta terbakar
Pantang pulang sebelum terang!

Jangan pernah putus asa
Menjeritlah dengan bangga
Sekarang atau tidak untuk selamanya!
Ambil kesempatan ini
Bentangkan jalan
Untuk menyelamatkan martabat bangsa

Jangan lagi mau jadi budak
Budak dari sistem yang membodohi
Budak dari mental yang melemahkan
Budak dari diam yang menindas harapan

Bergeraklah!
Berdiri dan bahu-membahu
Untuk cita-cita yang kita yakini
Jangan dengarkan suara si lemah
Yang mengiba untuk mundur,
Yang menjual nurani demi rasa aman semu
Bungkam suara itu!
Dengan tekad yang lebih nyaring!

Mari kita ukir sejarah
Bukan di buku
Tapi di langkah kaki dan cucuran darah keringat
Kita kejar kemuliaan dan kemerdekaan sejati
Bukan sekadar merdeka di kata
Tapi bebas dari ketakutan, penindasan, dan kelalaian

Berdampingan, berani jadi penentu!
Berjuang sampai akhir!
Demi masa depan
Yang pantas kita wariskan
Pada anak cucu yang kini masih percaya pada dongeng pahlawan


Ikuti teriakanku!
Jayalah Negeriku!
Jayalah Bangsaku!
Kita bukan generasi pengeluh
Kita adalah pembuka jalan
Untuk masa depan yang lebih jaya

Luluh lantakkan masa lalu yang kelabu
Mari menari di atas abu kehancuran
Karena dari reruntuhan—kita bangun harapan!

 

Bali, 25 November 2012

Jeffrey Wibisono V.

 

Leave a Reply