Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Cerpen mengharukan tentang makna hidup, tindakan tulus, dan pelajaran mendalam dari lelaki tua penambal sepatu untuk cucunya yang kehilangan arah.

Hidup Adalah Langkah

“Kadang langkah paling berarti bukan yang paling cepat, tapi yang paling tulus meski tertatih.” . Lelaki Tua di Kaki Gunung
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 16, 2025
Cerpen emosional tentang Raden Sasmita, pria Sunda yang memilih diam dari luka dan fitnah. Sebuah kisah sunyi yang menuntun pada kebebasan dan damai sejati.

Diam yang Membebaskan

“Menjadi diam bukan berarti kalah. Kadang, itu adalah bentuk tertinggi dari keberanian: melepaskan tanpa dendam, dan pergi tanpa gaduh.” .
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 15, 2025
Cerpen emosional dan reflektif tentang tokoh Damarwulan yang menghadapi badai prasangka, menunjukkan bahwa dalam setiap kisah ada tiga sisi: persepsi diri, gosip orang lain, dan kebenaran sejati.

Damarwulan dan Luka yang Tak Terlihat

“Jangan langsung percaya atas apa yang kamu dengar. Karena di balik setiap kisah, ada tiga sisi: pandanganmu, pandangan orang lain,
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 14, 2025
Cerpen haru dan inspiratif “Secangkir Teh untuk Wiro Sentika” – kisah Nurhayati dan pemuda sederhana dalam sebuah kantor, diangkat dari semangat tokoh Menak Jawa yang penuh nilai luhur.

Secangkir Teh untuk Wiro Sentika

“Kadang, kebaikan kecil yang tak kita pikirkan, menjadi pelita bagi seseorang yang sedang berada di ujung gelap hidupnya.” . Pagi
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 14, 2025
Cerpen mengharukan tentang Lintang, perempuan yang menyulam luka menjadi cahaya. Sebuah kisah penyembuhan diri, berdamai dengan hidup, dan memberi makna.

Luka yang Disulam Diam-Diam

“Jangan terlalu cepat iri pada orang yang terlihat paling ceria, paling ramah, paling tulus. Bisa jadi, dia adalah orang yang
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 14, 2025
Cerita inspiratif Retno Mustikaningrum, keturunan Menak Jayengrana, yang memilih pergi dari hubungan sepihak. Sebuah kisah tentang menjaga kewarasan dan martabat.

Tentang Luka, Tentang Pulang

“Ada waktunya kita berhenti berbicara, bukan karena kalah, melainkan karena sadar: sebagian telinga memang ditakdirkan tak mau mendengar.” . Trotoar
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 14, 2025
  • «
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • …
  • 71
  • »

Search

My Recent Post

  • Lelaki yang Tidak Pernah Punya Waktu
  • Mendurhaka
  • Di Ujung Hening, Berdenyut Sebuah Awal
  • Di Ujung Diam, Aku Menumbuhkan Diriku
  • Satu Bumi, Banyak Langit
  • Teman Setara: Senyap yang Tak Lagi Menyakiti
  • Senandung yang Tak Pernah Usai
  • Istirahat dari Semua
  • Langkah-Langkah yang Tertinggal
  • Pelita dalam Hening

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top