“Kadang hidup meminta kita kehilangan alamat, agar kita berani menemukan rumah yang sebenarnya—bukan di dinding, melainkan di diri yang tak
“Kita tak akan tahu siapa yang sungguh mencintai sampai hidup berhenti nyaman.Di hari-hari keras, topeng jatuh, peran terbuka, dan barulah
“Kepercayaan retak tidak selalu terdengar: ia pecah di dalam dada orang yang paling lembut, sunyi seperti kaca jatuh ke karpet.”
“Kadang yang patah bukan sayapnya, melainkan arah pulangnya; dan kita belajar terbang lagi dengan peta yang digambar dari luka-luka yang
“Di kota, kita sering berlari lebih cepat dari hati sendiri; padahal pulang yang sejati adalah ketika langkah berani menyusul rasa
“Yang menuntunmu saat gelap bukan untuk diarak ketika terang; cukup dikenang dalam diam, sebagai alas langkahmu yang tak lagi terpeleset.”