In this spine-tingling nocturnal choir dance, a large moving mass of bare-chested men simulate the sounds of a gamelan orchestra.
I love you more!Begitu kau sahut penuh keyakinan,Setiap kali bibirku mengucap cinta,Seolah cintamu adalah samudradan cintaku hanya riak kecil di
Tuhan…Sepanjang langkah nafaskuEngkau tak pernah sekalipun menjauhEngkau hadir di setiap peluh dan pelukDalam tawa maupun retakku yang bisuEngkau adaMengiringiku dalam
Aku kucelAku keselAku pegelAku gatelDuhhh…Arek iku kudu tak uyel-uyel! Kamu itu—bikin gemas setengah matiPadahal cuma duduk diam, tak bicara sepatah
Cahaya abadi tak memudar oleh waktu,Ia mengukir janji, tak hanya di jari, tapi juga di hati. Cincin bermata berlian ituTelah