Aku ingin jatuh cinta
“Yang belum berani patah, tak akan tahu indahnya jatuh.”
Aduh….!!!
Betapa sulitnya menulis puisi cinta hari ini…
Bukan karena tidak ingin
Tapi karena hati ini terlalu sunyi untuk menggema
Tak ada inspirasi
Tak ada gejolak emosi
Yang dulu pernah riuh, kini hanya senyap memeluk sepi
Kosong…
Ruang dan relung hatiku bagai kamar tanpa jendela
Gelap, lengang, tak berpenghuni
Otakku pun ikut membeku
Tak ada bayang, tak ada nyala
Yang tersisa hanya aku—dan kehampaan bernama “dulu”
Aku pernah patah
Pernah disiram rindu, lalu dibiarkan layu
Pernah menunggu, lalu tak lagi ditunggu
Pernah percaya, lalu kecewa
Dan setelah itu…
Aku memilih diam di pelataran sunyi
Aku yang kini terlanjur nyaman dalam kesendirian
Telah menjadi tuan atas arah langkahku sendiri
Bebas…
Namun kadang, sunyi ini membisu terlalu tajam
Dan aku bertanya dalam hati:
Haruskah kuundang kembali seseorang untuk menggelorakan hatiku?
Setelah sekian lama
Menutup jendela rasa karena takut badai kembali datang
Hari ini, entah kenapa,
Ada desir aneh mengetuk pintu kesadaran
Aku ingin menulis puisi cinta lagi
Bukan karena sudah sembuh
Tapi karena aku mulai rindu
Pada perasaan yang membuat dada sesak sekaligus bahagia
Aku ingin mencintai, tanpa syarat
Aku ingin dicintai, tanpa takut kehilangan
Merasakan sentuhan
Memeluk dalam diam
Mencium bukan sekadar bibir,
Tapi juga jiwa…
Is heaven to me
Lihatlah, jari-jariku mulai bergerak di atas lembar kosong ini
Menari tanpa aba-aba
Menulis tanpa bayangan siapa-siapa
Namun harapan itu nyata
Entah kapan cinta akan kembali datang
Entah lewat siapa ia akan menjelma
Tapi kali ini,
Aku tak akan menolaknya begitu saja
Jika ia mengetuk
Akan kubuka perlahan
Agar ia tahu,
Aku ingin jatuh cinta lagi—
Dengan seluruh jiwa yang dulu pernah patah
Namun tak pernah menyerah
Aku ingin membiarkan cinta hidup kembali
Menjadi puisi
Menjadi doa
Menjadi kemungkinan
Menjadi aku… yang utuh dan terbuka
Bukan untuk siapa-siapa
Tapi untuk rasa itu sendiri
Cinta,
yang akhirnya pantas kutuliskan sekali lagi.
.
.
.
Bali, 25 May 2014