Kalau Tiba Waktuku

Tuhan…
Sepanjang langkah nafasku
Engkau tak pernah sekalipun menjauh
Engkau hadir di setiap peluh dan peluk
Dalam tawa maupun retakku yang bisu
Engkau ada
Mengiringiku dalam sunyi maupun ramai hidupku

Dan…
Kalau tiba waktuku,
Tak ada kuasa padaku untuk menawar takdir-Mu
Karena aku ini—
Hanyalah milik-Mu seutuhnya
Segala yang kumiliki,
Adalah titipan yang akan kembali

Kalau tiba waktuku,
Biarlah pedih, perih, dan luka itu
Kupeluk dengan tulus
Kusimpan sebagai rahasia terdalam
Yang akan kuangkat tinggi bersama nyawaku
Kuterbangkan hingga lenyap
Menuju pangkuan kasih-Mu

Namun…
Sebelum waktuku tiba,
Aku mohon, ya Tuhan—
Ampunilah aku
Untuk hatiku yang mengeras dan membeku
Untuk marah, benci, dan dendam
Yang sempat kusimpan rapi dalam ruang batin
Untuk tubuh yang tak selalu mampu menjaga kekudusan
Untuk pikiran yang sesekali menyimpang dari terang-Mu

Kalau tiba waktuku,
Mohon beri aku kekuatan
Untuk melepaskan beban dendam dan memaafkan
Orang-orang yang melukaiku
Tanpa syarat dan penghakiman
Dan…
Berikan pula waktu dan jalan bagiku
Untuk meminta maaf—
Kepada siapa pun yang pernah kurugikan
Yang pernah merasa tersisih, terabaikan, tersakiti karenaku
Walau aku tak selalu tahu atau sadar

Aku juga memohon, ya Tuhan
Sejahterakanlah jiwa dan raga
Orang-orang yang menggantungkan hidupnya padaku
Yang menemaniku, melayaniku, mempercayaiku
Limpahkan damai atas mereka semua
Atas cinta dan kerja mereka yang mungkin tak pernah cukup kubalas

Kalau tiba waktuku…
Aku hanyalah sebutir debu
Yang pulang ke asalnya
Menghadap-Mu dalam sunyi dan tunduk
Menyerahkan seluruh salah dan dosa
Dan aku tahu—
Engkau adalah Hakim yang Maha Lembut
Yang tak hanya menghitung kesalahan
Namun juga menimbang segala bakti
Yang telah kuberikan dengan segenap hati

.

.

.

Bali, 04 November 2012

Jeffrey Wibisono V.

Leave a Reply