Catatan Ayunda: “Aku Tidak Pergi, Tapi Aku Tidak Lagi Menunggu”

Ditulis dari ruang waras, di malam sunyi 3 minggu setelah sesi terapi keempat

Aku masih di sini. Di rumah yang sama. Di dapur yang masih beraroma kopi sisa pagi. Di ruang tamu yang jarang terisi percakapan. Di kamar yang dinginnya bukan karena AC, tapi karena tatapan yang tak lagi hangat.

Tapi kali ini, aku hadir dengan hati yang berbeda.

Aku tidak pergi. Bukan karena tidak mampu. Bukan karena takut. Tapi karena aku sudah tahu cara bertahan tanpa kehilangan diriku sendiri. Aku tidak lagi menunggu pintu terbuka, tidak lagi menanti pelukan, tidak lagi berharap akan ada ucapan maaf.

Karena terlalu lama aku menunggu, hingga lupa siapa aku sebelum semua luka ini.

Kini aku tahu—aku bukan ibu yang gagal karena ingin bahagia. Aku bukan istri yang buruk karena ingin dihargai. Aku bukan perempuan lemah hanya karena memilih untuk tetap tinggal.

Aku adalah perempuan yang memutuskan untuk tidak lagi menjadikan perubahan orang lain sebagai syarat untuk sembuh.

Aku memilih membangun ruang kecil di rumahku—sebagai tempatku belajar ulang mencintai hidup. Aku mengisi waktu dengan tawa anakku, bukan dengan menafsirkan sikapmu. Aku menuliskan isi hatiku di blog kecil, bukan lagi di chat yang tak pernah kau baca.

Kamu mungkin tetap kamu. Dengan cara bicara yang sama. Dengan diam yang lama. Dengan tatapan yang menusuk. Tapi aku tidak lagi menunggu kamu jadi orang yang berbeda.

Karena akhirnya, aku sadar…

Aku tidak pergi. Tapi aku juga tidak tinggal untuk terus terluka.
Aku tinggal… untuk menumbuhkan kekuatan. Untuk menyembuhkan anakku. Untuk mencintai diriku sendiri.

Dan itu… sudah lebih dari cukup.

— Ayunda.

.

.

.

#CatatanAyunda #AkuTidakPergi #TidakLagiMenunggu #IbuWaras #PerempuanBertahan #CeritaPerempuan #HealingDalamDiam #CerpenEmosional #TulisanHati #LangkahAyunda

Leave a Reply