n-JAWA-ni: The Art of Noticing Seni Memperhatikan
Seni Memperhatikan dalam Kehidupan
Di dunia yang penuh distraksi ini, seni untuk memperhatikan, menyadari, dan benar-benar hadir seringkali menjadi hal yang terabaikan. Padahal, the art of noticing adalah kunci untuk meraih kebijaksanaan, keseimbangan, dan kesuksesan dalam hidup dan karier. Sebagai seorang filsuf pop dalam industri pariwisata dan perhotelan, saya sering menemukan bahwa kemampuan ini bukan hanya alat yang berguna untuk menciptakan pengalaman tamu yang luar biasa, tetapi juga merupakan prinsip universal yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan.
Namun, apa sebenarnya the art of noticing? Bagaimana kita bisa melatihnya? Dan, yang lebih penting, bagaimana seni ini dapat membantu kita menemukan inspirasi, motivasi, remedi, dan solusi praktis dalam menghadapi tantangan sehari-hari?
Mengapa The Art of Noticing Penting?
Pepatah Jawa mengatakan, “Urip iku mung mampir ngombe” (hidup ini hanya sekadar mampir untuk minum). Hidup begitu singkat, dan seringkali kita terjebak dalam rutinitas tanpa menyadari momen-momen kecil yang sesungguhnya bermakna besar. Dalam industri pariwisata, misalnya, kemampuan memperhatikan detail kecil—senyuman tamu, aroma lobby hotel, atau kenyamanan bantal—sering menjadi pembeda antara layanan biasa dan pengalaman yang tak terlupakan.
Hal yang sama berlaku dalam kehidupan pribadi. Ketika kita benar-benar menyadari apa yang terjadi di sekitar kita, kita membuka pintu untuk belajar, tumbuh, dan menciptakan hubungan yang lebih dalam, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. The art of noticing adalah cara untuk menemukan keindahan dalam hal-hal kecil dan menjadikannya sumber kebahagiaan dan keberhasilan.
Langkah-Langkah Melatih The Art of Noticing
1. Melambatkan Ritme Hidup
Pitutur luhur Jawa mengajarkan, “Alon-alon asal kelakon” (pelan-pelan asal tercapai). Dunia modern mendorong kita untuk selalu bergerak cepat, namun melambat adalah langkah pertama untuk benar-benar menyadari apa yang ada di sekitar kita. Luangkan waktu untuk berhenti sejenak, mengamati, dan merenung. Misalnya, dalam kehidupan kerja, cobalah luangkan beberapa menit setiap hari untuk mengamati bagaimana rekan kerja Anda berkomunikasi atau bagaimana tamu Anda berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
2. Latihan Kesadaran (Mindfulness)
Latihan mindfulness tidak harus serumit meditasi berjam-jam. Anda dapat memulainya dengan tindakan sederhana seperti memperhatikan napas Anda, mendengarkan suara di sekitar Anda, atau merasakan tekstur benda yang Anda pegang. Dalam perhotelan, mindfulness bisa diaplikasikan dengan memperhatikan suasana ruangan atau merasakan energi yang dibawa tamu saat mereka memasuki hotel Anda.
3. Menuliskan Apa yang Anda Perhatikan
Catatan kecil tentang apa yang Anda lihat, dengar, atau rasakan dapat membantu Anda memperdalam kemampuan untuk menyadari. Tuliskan hal-hal yang menarik perhatian Anda setiap hari, tidak peduli seberapa kecil atau tampaknya tidak penting. Hal ini tidak hanya melatih keterampilan noticing Anda tetapi juga memberikan arsip inspirasi yang bisa Anda gunakan di masa depan.
4. Melatih Rasa Ingin Tahu
Jangan takut untuk bertanya dan menggali lebih dalam. Rasa ingin tahu adalah pintu untuk memperhatikan hal-hal yang sebelumnya tidak Anda sadari. Misalnya, ketika Anda bertemu seseorang, ajukan pertanyaan yang tulus dan dengarkan jawabannya dengan penuh perhatian. Dalam industri pariwisata, ini bisa berarti bertanya tentang budaya tamu Anda atau mencari tahu apa yang benar-benar mereka butuhkan.
Tips & Trik: Inspirasi dan Motivasi melalui The Art of Noticing
1. Mencari Keajaiban dalam Hal-Hal Kecil
Seringkali, inspirasi datang dari hal-hal sederhana. Seorang tamu yang tersenyum setelah menerima layanan yang tulus, misalnya, bisa menjadi pengingat tentang pentingnya keramahan. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin saja ada pelajaran besar dalam hal-hal kecil—seperti daun yang gugur, hujan yang turun, atau tawa anak-anak.
2. Belajar dari Kesalahan
Kesalahan adalah momen yang luar biasa untuk berlatih noticing. Alih-alih melihat kesalahan sebagai kegagalan, cobalah memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang bisa dipelajari darinya. Pepatah Jawa mengatakan, “Sepi ing pamrih, rame ing gawe” (bekerjalah dengan penuh dedikasi tanpa pamrih). Dengan fokus pada pelajaran, bukan hasil, kita membuka ruang untuk berkembang.
3. Berlatih Empati
Empati adalah seni memperhatikan orang lain dengan sepenuh hati. Dalam industri perhotelan, empati memungkinkan kita memahami kebutuhan tamu sebelum mereka mengungkapkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, empati membantu kita membangun hubungan yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar kita.
Remedi: Mengatasi Tantangan dengan The Art of Noticing
1. Mengatasi Overthinking
Saat kita merasa terbebani oleh pikiran yang berlebihan, berlatih noticing dapat membantu kita kembali ke momen sekarang. Fokuskan perhatian pada hal-hal kecil di sekitar Anda—suara angin, cahaya matahari, atau langkah kaki Anda. Ini akan membantu Anda melepaskan pikiran yang tidak perlu dan menemukan ketenangan.
2. Mengatasi Burnout
Burnout seringkali terjadi karena kita terlalu fokus pada hasil dan melupakan proses. Dengan melatih noticing, kita belajar untuk menikmati perjalanan, bukan hanya tujuan. Misalnya, dalam karier, cobalah menikmati momen-momen kecil seperti menyeduh kopi di pagi hari atau berbincang santai dengan kolega.
3. Mengatasi Konflik
Konflik sering muncul karena kita tidak benar-benar memperhatikan perspektif orang lain. Dengan melatih noticing, kita dapat melihat situasi dari sudut pandang yang lebih luas dan menemukan solusi yang lebih bijaksana.
Solusi Praktis: Menerapkan The Art of Noticing dalam Kehidupan dan Karier
1. Membangun Kebiasaan Mengamati
Setiap pagi, luangkan waktu beberapa menit untuk mengamati sesuatu di sekitar Anda. Ini bisa berupa pemandangan di luar jendela, suara burung, atau pola pikir Anda sendiri. Kebiasaan kecil ini akan membantu Anda melatih kemampuan noticing secara konsisten.
2. Menciptakan Pengalaman Tak Terlupakan
Dalam industri perhotelan, noticing adalah kunci untuk menciptakan pengalaman yang luar biasa bagi tamu. Perhatikan detail kecil yang dapat membuat perbedaan besar, seperti memberikan ucapan selamat ulang tahun yang personal atau menyediakan makanan favorit tamu tanpa mereka memintanya.
3. Menjaga Keseimbangan
Dengan memperhatikan kebutuhan tubuh dan pikiran Anda sendiri, Anda dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Perhatikan tanda-tanda kelelahan atau stres dan beri diri Anda waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Penutup: The Art of Noticing Sebagai Jalan Hidup
The art of noticing bukan sekadar keterampilan, melainkan jalan hidup. Dengan belajar untuk menyadari, kita tidak hanya menjadi individu yang lebih bijaksana dan penuh perhatian, tetapi juga mampu menciptakan dampak positif dalam kehidupan orang lain. Seperti pepatah Jawa mengatakan, “Ana dina, ana upa” (setiap hari membawa rezekinya sendiri). Dengan memperhatikan, kita membuka pintu untuk menerima pelajaran, peluang, dan kebahagiaan yang hadir setiap hari.
Melalui seni menyadari, kita belajar untuk hidup dengan penuh kesadaran, kasih, dan kebijaksanaan. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang di sekitar kita. Mari kita mulai dari hal kecil, dari momen ini, untuk menjadi lebih hadir, lebih sadar, dan lebih bermakna.
Malang, 30 Januari 2025