Lima Perhiasan Sejati Lelaki Jawa: Filsafat Luhur untuk Menjadi Manusia Bermanfaat di Era Digital
“To be a man is, precisely, to be responsible.” – Antoine de Saint-Exupéry
“Sangkan paraning dumadi, mulat sarira hangrasa wani.” – Pitutur Jawa
Ada masanya ketika lelaki dinilai dari keberanian di medan laga, dari jumlah tanah garapan, atau dari seberapa kuat ia memikul beban keluarga. Namun dalam budaya Jawa yang adiluhung, nilai-nilai luhur tentang lelaki sejati tak sebatas jasad dan kuasa—melainkan kelengkapan makna dalam lima perhiasan sejati.
Kelima simbol ini bukan sekadar harta benda, tapi representasi nilai-nilai mendalam:
-
Wismo (rumah tempat bernaung)
-
Garwo (istri sebagai ‘sigaraning nyawa’)
-
Curigo (keris, simbol keberanian & kehormatan)
-
Turonggo (kuda, simbol alat transportasi dan mobilitas sosial)
-
Kukilo (burung piaraan, lambang keindahan, suara, seni, dan kesenangan)
Kini di era digital, saat rumah bisa virtual, pasangan bisa dijumpai lewat aplikasi, keberanian ditakar dari konten viral, kendaraan menjadi simbol status, dan seni bercampur algoritma, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: Masih relevankah lima perhiasan ini?
Mari kita telaah satu per satu, dengan panduan filsafat pop, pitutur Jawa, dan global mindset yang mengilhami insan hospitality dan pariwisata dewasa ini.
1. Wismo – Rumah sebagai Tempat Berteduh Jiwa
Dalam makna terdalam, wismo bukan hanya bangunan, melainkan tempat untuk pulang, tempat untuk beristirahat dari dunia, dan tempat membangun nilai keluarga. Di era digital, wismo bisa berarti inner peace, ruang batin yang damai, serta stabilitas finansial dan emosional.
Validasi era kini:
-
Rumah tidak harus mewah, tapi mesti menjadi tempat yang sehat untuk bertumbuh dan saling menghargai.
-
Digital nomad tetap butuh “rumah digital” – identitas yang stabil dan well-branded.
Tips & Trik:
-
Tata rumah dengan nilai “resik-resik rasa” – bersihkan bukan hanya debu, tapi juga emosi negatif.
-
Rumah sebagai tempat menyambut tamu: hospitality dimulai dari cara kita menyambut tamu di ruang pribadi.
-
Ciptakan waktu tanpa gadget bersama keluarga setiap hari.
“A house is made of walls and beams; a home is built with love and dreams.” – Unknown
2. Garwo – Sigaraning Nyowo: Membangun Kemitraan Sejati
Garwo atau pasangan hidup, bukan hanya pendamping biologis, tapi penyeimbang, penasihat, dan mirror of soul. Lelaki Jawa memuliakan perempuan sebagai sigaraning nyowo – belahan nyawa.
Validasi era kini:
-
Garwo juga bisa berarti “komitmen dan integritas” terhadap relasi – baik pernikahan, kemitraan bisnis, atau kerja sama profesional.
-
Kolaborasi harmonis menjadi kunci dalam leadership masa kini.
Tips & Trik:
-
Berlatih mendengar dengan hati, bukan hanya telinga.
-
Bangun teamwork dalam rumah tangga dan kerja.
-
Terapkan prinsip “Mikul dhuwur mendhem jero” – menjunjung pasangan di depan umum, menasihati dalam sunyi.
“Happy wife, happy life” – but deeper, “Happy partner, harmonious purpose.”
3. Curigo – Simbol Keberanian, Kehormatan, dan Ketegasan
Curigo bukan sekadar keris, tapi simbol bahwa lelaki mesti punya pendirian, harga diri, dan keberanian untuk membela yang benar. Di era media sosial, keberanian menjadi kebijaksanaan dalam bertutur, bukan hanya agresivitas.
Validasi era kini:
-
Pendirian yang teguh namun lentur—bukan keras kepala.
-
Etika digital: berani berkata benar, tahu kapan diam.
Tips & Trik:
-
Miliki nilai moral sebagai “senjata” dalam setiap keputusan.
-
Bangun personal branding yang jujur, otentik, dan konsisten.
-
Belajar berkata “tidak” tanpa merasa bersalah.
“Speak the truth, even if your voice shakes.” – Maggie Kuhn
4. Turonggo – Mobilitas, Semangat Bertualang, dan Etos Kerja
Turonggo secara fisik adalah kuda—alat mobilitas zaman dulu. Dalam filsafat Jawa, ia juga melambangkan semangat menjelajah, mobilitas sosial, dan kebebasan. Di dunia hospitality, turonggo bisa berarti keahlian dan adaptabilitas untuk menjangkau dunia.
Validasi era kini:
-
Skill, koneksi, dan kendaraan profesional adalah turonggo modern.
-
Jangan stagnan: continuous learning adalah bentuk modern menunggang kuda.
Tips & Trik:
-
Upgrade skill secara reguler, baik teknis maupun soft skill.
-
Buat jurnal petualangan diri, fisik maupun spiritual.
-
Bekerjalah seperti sedang menunggang: fokus, penuh kendali, tapi juga peka arah angin.
“Life is a journey, not a destination.” – Ralph Waldo Emerson
5. Kukilo – Simbol Seni, Keindahan, dan Keseimbangan Jiwa
Kukilo, atau burung piaraan, bukan simbol hobi semata, tapi perlambang bahwa lelaki sejati juga tahu caranya menikmati hidup, menyayangi, dan mengapresiasi keindahan. Dalam dunia modern, ini bisa berarti musik, seni, storytelling, atau bahkan content creation.
Validasi era kini:
-
Kukilo digital adalah suara dan gaya personal branding Anda di media sosial.
-
Estetika dan etika adalah dua sayap penting dalam bermedia.
Tips & Trik:
-
Jadwalkan waktu untuk hobi yang membahagiakan.
-
Pelihara satu bentuk seni: menulis, menyanyi, berkebun, atau memotret.
-
Jadikan karya dan narasi personal sebagai warisan batin Anda.
“Art enables us to find ourselves and lose ourselves at the same time.” – Thomas Merton
Menjadi Lelaki Manfaat: Fitrah, Budi, dan Kontribusi
Menjadi lelaki sejati bukan tentang menguasai dunia, tetapi tentang membentuk dunia kecil kita menjadi tempat yang lebih baik untuk orang-orang di sekitar kita.
Falsafah Tindakan:
-
Ngerti (mengetahui): Kenali dirimu, kenali posisimu, kenali tanggung jawabmu.
-
Ngroso (merasakan): Tumbuhkan empati, rasa hormat, dan kehalusan budi.
-
Nglakoni (menjalani): Lakukan dengan konsisten, tak perlu berisik.
Sikap yang Perlu Dijaga:
-
Andhap asor – rendah hati, bukan rendah diri.
-
Tepa slira – mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain.
-
Elok atine – bersih hati dan tak mudah tersulut emosi.
-
Trengginas – gesit dan siap belajar dari perubahan.
-
Teguhing laku – konsisten pada prinsip.
Solusi Praktis untuk Zaman Digital
-
Bangun Personal Brand berbasis Nilai
Pilih nilai utama (misal: kejujuran, hospitality, ketegasan), lalu jadikan sebagai filter semua aksi digital dan fisik Anda. -
Jadwalkan Evaluasi Hidup
Gunakan waktu mingguan atau bulanan untuk refleksi: Sudahkah lima perhiasan ini kita rawat dan maknai? -
Terapkan ‘Digital Wismo’
Atur ruang digital (sosmed, email, koneksi) agar bersih, aman, dan berfaedah—tidak membuat lelah batin. -
Kolaborasi = Garwo Baru?
Dalam profesionalisme, cari mitra kerja seperti mencari garwo—harmonis, menguatkan, dan saling tumbuh. -
Naik ‘Turonggo Digital’
Jangan hanya konsumsi konten. Ciptakan! Jadikan media sebagai kuda yang Anda tunggangi, bukan sebaliknya.
Lelaki Sejati = Lelaki Manfaat
Menjadi lelaki Jawa sejati bukan soal jenggot, batik, atau keris semata. Tapi tentang kepekaan, tanggung jawab, keberanian mengasuh hidup dengan kelima perhiasan tersebut—serta kesadaran bahwa hidup ini adalah ruang untuk memberi manfaat.
“Urip iku mung mampir ngombe. Nanging ninggal rasa legi kuwi pilihan.”
(Hidup ini cuma mampir untuk minum, tapi meninggalkan rasa manis itu adalah pilihan.)
Jika Anda adalah seorang profesional hospitality, pemimpin keluarga, atau pribadi yang ingin tumbuh dalam kebijaksanaan dan kemanfaatan, lima perhiasan ini bisa jadi checklist kebijaksanaan harian Anda. Bangun kembali nilai-nilai luhur ini sebagai cara kita menjadi lebih utuh, lebih peka, dan lebih bermanfaat.
Apakah Anda siap menjadikan hidup sebagai perhiasan untuk orang lain?
Jember, 2 April 2025
Praktisi Hospitality Industry dan Konsultan