Kamu kok cuek! Ada yang naksir nih!
Aku kucel
Aku kesel
Aku pegel
Aku gatel
Duhhh…
Arek iku kudu tak uyel-uyel!
Kamu itu—bikin gemas setengah mati
Padahal cuma duduk diam, tak bicara sepatah kata pun tadi
Tapi entah kenapa, jantungku dag-dig-dug tak karuan
Seakan kamu menyihirku dengan tatapan ketidaksengajaan
Si rambut ikal…
Kenapa kamu begitu cuek, padahal aku sudah sinyalin sinyal!
Dari lirikan mata sampai senyum paling garing
Dari gerakan tangan sampai pura-pura batuk ringan…
Hatiku ini berantakan, kayak kamar belum dirapikan
Pikiranku kacau, seperti wifi lemot pas Zoom-an
Aku sampai jatuh cinta
Padahal baru lihat kamu, duh logika ini kemana?
Kamu duduk di meja seberang
Menghadapku… persis seperti dunia sedang berpulang
Aku nyengir sendiri, berkali-kali
Malu tapi nagih, aduh… rasanya aneh sekali
Mosok sih kamu tidak notice
Aku yang sampai jatuh sumpit, dan bolak-balik betulin poni tipis
Aku sudah kasih tanda-tanda
Tapi kamu tetap fokus ke nasi goreng seafood dan teh soda
Aku ingin menghampirimu
Tapi kakiku beku
Mulutku kelu
Nyali? Hilang entah ke mana
Aku cuma bisa mencuri pandang dan berharap keajaiban semesta
Dan kamu…
Tiba-tiba berdiri, pamit pergi
Tanpa satu pun lirikan ke arahku lagi
Deg!
Hatiku jatuh, seperti sambal tumpah di baju putih
Nyesel… sel… sel…
Mangkel!
Sebellll!
Makan sambel, sego pecel
Pedasnya tak sepedas rasa gagal
Aku yang suka kamu tanpa kamu tahu
Berharap kamu balik… dan berkata “Eh, dari tadi kamu lihat aku ya, Mbak?”
Itu saja sudah cukup
Untukku yang cuma penikmat diam-diam
Tapi kini hanya bisa melamun
Sambil mengaduk es teh dan kenangan yang belum sempat jadi hubungan…
.
.
.
Bali, 13 September 2012