Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Cerpen korporasi urban tentang narasi, integritas, dan jeda sunyi yang membongkar kebohongan. Reflektif–edukatif–solutif, bergaya Kompas Minggu.

Jejak yang Tak Konsisten

“Kejujuran tidak butuh pentas; ia berdiri sendiri. Kebohongan selalu butuh panggung, penonton, dan naskah cadangan.” . Malam di Jakarta sering
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   November 20, 2025
Cerita urban tentang lima sahabat yang belajar menua di kota: membangun, jatuh, memaafkan, dan memulihkan—antara startup, kopi, sekolah, dan kemanusiaan.

Yang Kita Bangun Yang Kita Pulihkan

“Setia pada mimpimu itu baik, tetapi lebih baik lagi bila kita setia pada manusia yang menua bersama mimpi itu.” “Yang
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   November 20, 2025
Cerita urban reflektif tentang dua perempuan yang belajar berdamai dengan luka batin, batas kebaikan, dan cara pulang ke diri sendiri tanpa kehilangan empati.

Luka Dalam

“Kadang, diam bukan karena tidak peduli. Tapi karena sudah pernah peduli sampai terluka.” . Senja di Jantung Kota Senja merambat
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   November 20, 2025
Di Jakarta yang tak pasti, Panji membangun Rengkuh: jatuh, belajar, lalu menari. Resiliensi jadi ritme; volatilitas jadi metronom. Bisnis pertama, sekolah mental.

Menari di Tengah Badai

“Resiliensi bukan tentang tidak roboh; ia tentang menemukan ritme baru setiap kali angin mengubah arah. Dan volatilitas bukan musuh—ia metronom
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   November 19, 2025
“Jejak kebohongan” — kisah urban tentang keberanian menelusuri kebenaran di balik kata dan senyum. Reflektif, emosional, dan menyentuh hati di jantung kota.

Jejak Kebohongan

“Kejujuran tidak selalu berteriak lantang; kadang ia berbisik lewat jeda napas, mata yang menghindar, atau kata ganti yang enggan menyebut
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   November 19, 2025
Cerpen urban tentang Rengganis, Jayeng, Umarmadi, dan Umarmaya yang memilih netralitas dan kejujuran di kota. Mengharukan, reflektif, dan solutif bagi jiwa.

Titik Akhir Bernama Tenang

“Tenang bukan berarti kalah. Ia hanya tanda bahwa hati sudah berhenti menawar.” . Malam turun di bilik kaca sebuah apartemen
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   November 19, 2025
  • «
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • …
  • 127
  • »

Search

My Recent Post

  • Di Antara Gelombang Kota
  • Kesepian Bukan Alasan Kembali
  • Waktu yang Memilihkan Jalan
  • Ruang Hening Panji
  • Tempat Lelah Itu Pulang
  • Elegansi di Balik Kata Tidak
  • Jejak yang Tak Konsisten
  • Yang Kita Bangun Yang Kita Pulihkan
  • Luka Dalam
  • Menari di Tengah Badai

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top