Past is a Waste Paper, Present is a Newspaper, Future is a Question Paper
Menyikapi Hidup dengan Bijaksana dan Berdaya
Hidup adalah perjalanan yang penuh teka-teki, namun seperti sebuah permainan, ia memiliki aturan yang bisa kita pelajari, pahami, dan gunakan untuk mencapai kesuksesan. Kalimat “Past is a waste paper, present is a newspaper, future is a question paper, so read and write carefully otherwise your life will be tissue paper” menjadi metafora yang sarat makna bagi mereka yang ingin menjalani hidup dengan lebih baik. Melalui artikel ini, kita akan mendalami filsafat hidup ini dengan memadukan pitutur luhur Jawa dan perspektif modern, serta memberikan tips dan trik inspiratif yang bisa menjadi panduan universal.
Past is a Waste Paper: Jangan Menggantungkan Diri pada Masa Lalu
Dalam filosofi Jawa, terdapat pepatah: “Ngelmu iku kelakone kanthi laku” (Ilmu hanya terwujud melalui pengalaman). Masa lalu adalah “kertas bekas”—ia pernah memiliki nilai, tetapi kini fungsinya hanya sebagai bahan refleksi.
Tips untuk Meninggalkan Beban Masa Lalu:
1. Maafkan Diri dan Orang Lain
Jangan biarkan luka lama mengekang langkahmu. Proses memaafkan adalah hadiah untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Setiap kali kamu mengingat kegagalan, tanyakan, “Apa yang bisa aku pelajari dari sini?”
2. Ambil Pelajaran, Buang Rasa Bersalah
Masa lalu adalah buku pelajaran yang tidak perlu terus kamu baca. Cukup hafalkan inti sarinya dan jadikan itu bahan untuk melangkah lebih baik ke depan.
3. Hidupkan Prinsip Jawa: ‘Nrimo Ing Pandum’
Artinya, terimalah apa yang sudah terjadi dengan ikhlas. Ini bukan tentang menyerah, tetapi melepaskan sesuatu yang tidak bisa lagi kamu ubah.
Present is a Newspaper: Jadikan Hari Ini Sebagai Wadah Kesempatan
Seperti sebuah koran yang menyajikan berita hari itu, masa kini adalah arena di mana kita bisa membuat keputusan yang menentukan arah hidup. Dalam dunia yang serba cepat, banyak orang kehilangan kesadaran untuk memanfaatkan masa kini karena mereka terlalu sibuk meratapi masa lalu atau cemas tentang masa depan.
Trik untuk Menghargai Masa Kini:
1. Praktikkan Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Filosofi Jawa mengatakan, “Urip iku urup” (Hidup itu menyala). Artinya, hidup kita hanya berarti jika kita benar-benar hadir dan berkontribusi di momen sekarang. Fokuslah pada apa yang bisa kamu lakukan hari ini, bukan yang sudah berlalu atau yang belum terjadi.
2. Kelola Waktu dengan Bijak
Sama seperti koran yang memiliki batas relevansi, waktu di hari ini juga terbatas. Gunakan teknik manajemen waktu seperti time blocking atau to-do lists untuk menjaga produktivitasmu.
3. Berani Mencoba Hal Baru
“Hari ini adalah anugerah,” kata sebuah kutipan terkenal. Cobalah sesuatu yang selalu kamu hindari karena takut gagal. Jangan menunda, karena kamu tidak tahu apa yang bisa berubah dalam hidupmu.
4. Syukuri Hal Kecil
Filosofi Jawa mengajarkan, “Sing sapa eling lan waspada, bakal slamet” (Siapa yang selalu bersyukur dan waspada akan selamat). Syukuri hal-hal kecil yang kamu miliki di hari ini, karena dari sanalah kebahagiaan sejati dimulai.
Future is a Question Paper: Bersiap untuk Masa Depan
Masa depan adalah ujian yang penuh dengan tanda tanya. Seperti seorang pelajar yang menghadapi ujian, kita tidak pernah tahu soal apa yang akan muncul. Namun, satu hal yang pasti: persiapan adalah kunci sukses menghadapi ketidakpastian.
Inspirasi untuk Merencanakan Masa Depan dengan Bijak:
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Dalam filosofi Jawa ada ungkapan, “Alon-alon asal kelakon” (Perlahan-lahan asalkan tercapai). Tidak perlu terburu-buru, tetapi miliki visi yang jelas. Tuliskan tujuan hidupmu, baik untuk karier, hubungan, maupun pengembangan diri.
2. Bangun Kebiasaan Positif
Kebiasaan adalah pondasi keberhasilan. Jika kamu ingin sukses di masa depan, bangun kebiasaan yang mendukung cita-citamu, seperti membaca, berolahraga, atau mengembangkan skill baru.
3. Antisipasi Risiko dengan Bijak
Orang Jawa percaya pada “ngelmu titen”, yaitu kemampuan membaca tanda-tanda. Pelajari pola dalam hidupmu untuk memprediksi risiko dan mencari solusi sebelum masalah muncul.
4. Fleksibel Menghadapi Perubahan
Jangan terpaku pada satu rencana. Dunia terus berubah, dan kita harus bisa beradaptasi. Ingat, dalam ketidakpastian terdapat peluang besar bagi mereka yang berani mengambil risiko.
So Read and Write Carefully: Menata Hidup dengan Hati-Hati dan Penuh Makna
Jika masa lalu adalah kertas bekas, masa kini adalah koran, dan masa depan adalah soal ujian, maka hidup adalah seni membaca dan menulis. Apa yang kamu baca (pelajari) dan tulis (lakukan) hari ini akan menentukan kualitas hidupmu.
Remedi Praktis untuk Hidup Lebih Baik:
1. Berinvestasi pada Pendidikan Diri
Pengetahuan adalah bekal terbaik yang bisa kamu miliki. Jangan pernah berhenti belajar, baik melalui buku, pengalaman, atau mentoring.
2. Jaga Keseimbangan Hidup
Filosofi Bali mengajarkan harmoni dalam hidup melalui konsep “Tri Hita Karana” (Tiga Penyebab Kebahagiaan): hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan. Jangan fokus hanya pada karier atau materi, tetapi perhatikan juga kesejahteraan emosional dan spiritualmu.
3. Tulis Jurnal Harian
Salah satu cara untuk “membaca dan menulis” hidupmu dengan hati-hati adalah dengan mencatat perjalananmu setiap hari. Ini membantumu memahami pola, menyadari kesalahan, dan merayakan pencapaian kecil.
4. Miliki Mentor atau Komunitas Pendukung
Dalam peribahasa Jawa, “Sepi ing pamrih, rame ing gawe” (Tidak mengharap imbalan, tetapi bersemangat bekerja) adalah prinsip yang bisa kamu pelajari dari para mentor yang bijak. Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung pertumbuhanmu.
Otherwise Your Life Will Be Tissue Paper: Menghindari Kehampaan Hidup
Kehidupan yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi seperti “tissue paper”—rapuh, mudah sobek, dan cepat terlupakan. Tidak ada yang ingin hidupnya sia-sia, tetapi banyak orang tidak sadar sedang berjalan menuju kehampaan.
Solusi untuk Menghindari Kehampaan Hidup:
1. Hindari Rutinitas yang Membosankan
Jangan biarkan dirimu terjebak dalam rutinitas tanpa makna. Selalu cari cara untuk membuat pekerjaan atau hidupmu lebih menarik, entah dengan belajar sesuatu yang baru atau mencoba pendekatan yang berbeda.
2. Berikan Dampak Positif bagi Orang Lain
Hidup tidak hanya tentang diri sendiri. Filosofi Jawa mengatakan, “Urip iku kudu migunani” (Hidup harus bermanfaat). Berbuat baik untuk orang lain akan memberikanmu kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi.
3. Bangun Warisan Positif
Pikirkan apa yang ingin kamu tinggalkan setelah kamu tiada. Apakah itu berupa ilmu, karya, atau kenangan indah yang membuat orang lain tersenyum?
4. Fokus pada Pertumbuhan, Bukan Kesempurnaan
Tidak ada hidup yang sempurna, tetapi setiap orang bisa tumbuh menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Fokuslah pada perkembangan kecil setiap hari, dan nikmati prosesnya.
Hidup yang Seimbang dan Penuh Makna
Dalam perjalanan hidup, selalu ingat untuk menghormati masa lalu, menghargai masa kini, dan mempersiapkan masa depan dengan bijak. Pastikan setiap langkah yang kamu ambil mencerminkan nilai-nilai yang kamu yakini. Sebagaimana pepatah Jawa mengingatkan, “Sing sapa temen, bakal tinemu” (Siapa yang bersungguh-sungguh, akan mendapatkan hasil).
Hidup adalah seni membaca, menulis, dan mempersiapkan diri. Dengan memahami filosofi sederhana namun mendalam ini, kita bisa menjadikan hidup sebagai perjalanan yang tidak hanya memuaskan secara pribadi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar kita. Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi.
Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi dan panduan dalam perjalanan hidupmu, serta menjadi bahan refleksi yang berharga dalam pelatihan atau workshop pengembangan diri. Hidup ini singkat, tetapi penuh kemungkinan. Pilihan ada di tanganmu.
Malang, 29 Januari 2025
Praktisi Industri Hospitality dan Konsultan