Di Pinggir Rasa Di Pasir Pantai Bali
Pagi ini,
Aku mendudukkan diriku di atas pasir yang masih dingin,
Sendirian,
Hening membeku di antara desir angin dan debur gelombang.
Aku tak berkata.
Hanya merenung, menatap nanar ke laut lepas
yang mengirimkan ombak—
berirama, bertalu-talu
menyentuh bibir pantai dengan sabar.
Gemuruhnya, nyanyian yang merdu di telingaku.
Aromanya asin, mengisi paru-paru dengan kenangan.
Batinku bergetar—menggelora,
Pikiranku mengembara,
terombang-ambing dalam pasang surut yang tak kupahami.
Aku berada di pinggir rasa,
seperti buih yang pecah, hilang sebelum sempat disapa.
Kuremas pasir dengan jemari gemetar,
Butir-butirnya kutitipkan rindu yang masih tinggal.
Sayang…
Aku mengenangmu bersama pasir ini—
Setiap butirnya seperti jejakmu yang pernah singgah.
Kau adalah ombak yang pernah datang,
membentur karang hatiku,
membentuk luka-luka
yang tak jua pergi meski senja telah berlalu.
Senja yang dulu pernah membungkus asmara kita,
kini hanya bayang suram yang tertinggal di cakrawala.
Aku mengenangmu
dalam debur ombak,
dalam desir angin
yang menyapu wajah dan rambutku,
seolah bisikmu masih menyelusup dari kejauhan.
Malam menyeretmu menjauh,
membuat mataku tak lagi sanggup menemukanmu.
Namun aku tetap menunggu,
mencari wajahmu dalam cakrawala,
dalam buih-buih putih
yang mungkin kau titipkan padaku melalui laut.
Pantai masih sepi.
Waktu tak pernah menoleh—
ia berlari, dan kita tertinggal di balik jejak yang terus terhapus.
Mentari pagi menyapa hangat tubuhku
yang nyaris membeku dalam kenangan.
Laut mulai pasang lagi.
Airnya merayap menyentuh kakiku—
menari-nari di antara pasir,
seolah ingin mengajakku berdamai.
Aku berdiri.
Langkahku ringan,
meninggalkan jejak baru di atas pasir
sambil mengibaskan sisa kenangan dari tangan dan tubuhku.
Menatap ombak, pasir, dan buih yang membentang lurus—
seakan membimbingku pada keikhlasan.
Air pasang menghapus jejak kakiku satu per satu,
membawa serta doa yang tak pernah sampai padamu.
Butir-butir pasir berserak di pantai ini
adalah saksi bisuku
untuk mereka yang pernah datang dan akhirnya menghilang.
Dan padanya,
kusandarkan sisa-sisa rindu
yang tak pernah sempat kularutkan ke laut.
Bali, 26 October 2013