Jeffrey Wibisono V. KETIKA SAYA MENYADARI KE-TULUS-AN ITU TERNYATA HANYA MENJADI TANDA TANYA Di hari-hari bulan Desember menjelang berakhirnya
[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=””
Malam itu, di tengah hujan deras berpetir, saya hadir kumpul bareng rekan-rekan kerja di pembukaan restoran di jaringan perusahaan di
Di tahun 1998, saya pernah merasa kecewa ketika di akhir roadshow lima kota di Australia saya diumumkan sebagai sebagai “presenter
Dan saya pun dengan langkah mantap sengaja naik ke atas panggung, melanggar antrean dari antara rekan-rekan seprofesi yang maju mundur
Bermula dari pertanyaan yang dilontarkan satu dari dua perempuan yang duduk semeja dengan saya. “Pak Jeff, saya perhatikan selfie-selfie yang