Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Cerpen urban bergaya Kompas Minggu tentang Gen Z & Milenial di kantor Jakarta—empati, fleksibilitas, pitutur Jawa, dan kepemimpinan yang menyalakan manusia.

Kentongan di Tengah Notifikasi

“Di tengah bisingnya notifikasi, suara kayu kentongan mengingatkan: teknologi bisa menggantikan cara, tapi tidak pernah menggantikan rasa.” . Hujan baru
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   August 20, 2025
Kisah Umarmaya di Jakarta: memilih diam saat difitnah, menjaga jarak, dan tetap bekerja baik. Cerita mengharubiru tentang memulihkan diri di kota yang bising.

Ketika Diam Menjadi Suara

“Yang mengerti akan tetap mengerti, meski kita tak berkata apa-apa. Yang memilih buta, tak akan melihat walau kita menyalakan pelita.”
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   August 20, 2025
Cerpen urban tentang Hamzah yang belajar menetapkan batas, memutus lingkar toxic, dan pulang ke diri. Mengharubiru, logis, filmis—adaptasi nama Menak Madura.

Itu Bukan Drama, Itu Penyelamatan Diri

“Meninggalkan bukan berarti membenci; kadang itu satu-satunya cara untuk tetap hidup, dan menemukan kembali diri yang hampir hilang.” . Malam
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   August 20, 2025
Cerpen urban bergaya Kompas Minggu tentang Rengganis yang menemukan makna self-love: bukan kupu-kupu sesaat, melainkan sayap untuk pulang dan terbang lagi.

Pulang Dulu, Terbang Lagi

“Cinta pada diri sendiri tidak selalu memberi kupu-kupu di perut, tetapi memberimu sayap untuk pulang—dan terbang lagi.” . Pagi itu,
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   August 19, 2025
Cerpen urban mengharukan tentang Jayeng, petugas hotel yang menapaki “self mastery” ala pitutur Jawa—dari bidak kecil menjadi penentu arah bagi banyak orang.

Pion yang Menguasai Diri

“Jangan jadi raja di mulut, tapi budak di diri. Kuasai dirimu—baru kuasai langkahmu.” . Hujan Jakarta turun seperti butir-butir kaca
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   August 19, 2025
Cerpen emosional berlatar kota: Retna, Jayeng, Nis, Maya–Madi merajut Layar Terbuka, menambal hidup dengan kebaikan kecil yang selalu kembali.

Cahaya yang Kembali

“Setiap kebaikan yang kamu tabur, akan kembali menghampiri dengan caranya sendiri.” . Langit kota seperti kaca yang baru selesai dilap:
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   August 19, 2025
  • «
  • 1
  • …
  • 34
  • 35
  • 36
  • 37
  • 38
  • 39
  • 40
  • …
  • 125
  • »

Search

My Recent Post

  • Kodenya Tak Terdengar
  • Paragraf Utama
  • Bab Baru Frekuensi Baru
  • Kota yang Belajar Pelan
  • Menanam Nafas
  • Lara dan Luruh
  • Adab adalah Alamat
  • Ambang: Laku Pulang ke Diri
  • Kota yang Belajar Pelan
  • Menyimak Umur Orang Lain

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top