Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Kisah Samid yang belajar menjaga batas, memaafkan tanpa kembali, dan membiarkan karya berbicara—membesarkan UMKM lewat Sabrang. Mengharukan dan membumi.

Pintu yang Menjaga Dada

“Menghargai diri sendiri bukan berarti meninggi. Itu cara paling rendah hati untuk menjaga apa yang tak terlihat: martabat, batas, dan
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Cerpen penuh emosi tentang kehidupan mapan perkotaan, rutinitas yang mencekik, dan keberanian keluar dari kotak untuk menemukan makna hidup baru.

Di Balik Kotak Kaca

“Kadang otak kita terjebak dalam kotak rutinitas yang nyaman. Tapi justru di luar kotak itulah, kehidupan memberi kita arti yang
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Hidup bukan tentang siapa yang paling benar, tetapi siapa yang paling berani mengakui salah. Karena tangan yang mengulurkan selalu lebih bermakna daripada jari yang menuding.

Bayangan di Balik Jendela

“Setiap manusia menyimpan retaknya sendiri, dan dari sanalah cahaya belajar untuk masuk. Hidup bukan tentang siapa yang sempurna, melainkan siapa
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Di bawah tenda sederhana, panci-panci besar tidak hanya membagi nasi, tetapi juga menyalakan martabat. Dari niat kecil, lahirlah jejak kasih yang menguatkan banyak kehidupan.

Sepiring Harapan Setangkup Kehidupan

“Kadang-kadang, yang menyelamatkan kita bukanlah sepiring nasi, melainkan cara seseorang menaruhnya di tangan kita—tanpa syarat, tanpa pamrih.” . Pagi di
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Cerita tentang mereka yang hidup di tengah mendang-mending; ditarik ke atas belum sanggup, ditarik ke bawah tak rela—namun tetap bertahan lewat konsistensi.

Tetap Bekerja Tetap Bernapas

“Kadang hidup seperti hujan di kaca mobil: buram tapi tetap melaju. Yang membedakan kita adalah siapa yang berani menyalakan wiper—lagi
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Di balik gemerlap kota dan riuh tepuk tangan, seorang penulis menemukan bahwa rumah sejati bukan panggung, melainkan ruang tenang untuk pulang.

Rumah di Antara Lampu

“Jangan menukar dirimu dengan tepuk tangan siapa pun;engkau bukan panggung, engkau adalah rumah.” . Di balik kaca gedung yang memantulkan
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
  • «
  • 1
  • …
  • 21
  • 22
  • 23
  • 24
  • 25
  • 26
  • 27
  • …
  • 132
  • »

Search

My Recent Post

  • Bahagia Tanpa Tepuk Tangan
  • Di Meja yang Tak Lagi Kuinginkan
  • Romantisme Kota Malang: Manusia-Manusia yang Dirajut Hujan
  • Romantisme Kota Malang: Jeda yang Tak Pernah Kita Pelajari
  • Romantisme Kota Malang: Warisan yang Ingin Ditahan Waktu
  • Romantisme Kota Malang: Pertaruhan Seorang Perencana Kota
  • Romantisme Kota Malang: Kota Tempat Mencari Validasi
  • Romantisme Kota Malang: Studio Kopi yang Hampir Tutup
  • Romantisme Kota Malang: Sunyi yang Mengajar Di Antara Ruang Dosen
  • Romantisme Kota Malang: Di Kota Ini Kita Belajar Pelan

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top