Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Cerita tentang mereka yang hidup di tengah mendang-mending; ditarik ke atas belum sanggup, ditarik ke bawah tak rela—namun tetap bertahan lewat konsistensi.

Tetap Bekerja Tetap Bernapas

“Kadang hidup seperti hujan di kaca mobil: buram tapi tetap melaju. Yang membedakan kita adalah siapa yang berani menyalakan wiper—lagi
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Di balik gemerlap kota dan riuh tepuk tangan, seorang penulis menemukan bahwa rumah sejati bukan panggung, melainkan ruang tenang untuk pulang.

Rumah di Antara Lampu

“Jangan menukar dirimu dengan tepuk tangan siapa pun;engkau bukan panggung, engkau adalah rumah.” . Di balik kaca gedung yang memantulkan
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 1, 2025
Kisah emosional Jaya Engrana, pembicara publik & penulis, menata hidup dari triwulan terakhir 2025 menuju 2026: panggung, ibu, rindu, dan keberanian pulang.

Tri Wulan Terakhir

“Keinginan terbesar bukan selalu berwisata ke luar kota,melainkan pulang ke dalam diri—mendamaikan yang pecah, merapikan yang tinggal.” . Q4 2025
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   September 30, 2025
Cerpen emosional berlatar Jakarta tentang fitnah, luka nama baik, dan pemulihan lewat kerja, persahabatan, dan maaf. Filmis, logis, menyentuh.

Duri yang Menjadi Doa

“Kebencian itu bara api; kau bisa memilih menggenggamnya sampai hangus, atau meletakkannya dan menyalakan pelita.” . Nama yang Menghitam di
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   September 27, 2025
Cerpen urban Jakarta tentang Sekar yang belajar berhenti pada batas hati. Mengharukan, filmis, dan reflektif, ala gaya Kompas Minggu.

Asing yang Kita Sepakati

“Ada jarak yang melindungi, ada batas yang menyelamatkan. Melepaskan bukan kalah, melainkan cara merawat jiwa.” . Jakarta, selepas hujan terasa
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   September 27, 2025
Cerpen urban bergaya Kompas Minggu tentang empat orang di Jakarta yang belajar memilih tempat untuk jatuh. Emosional, filmis, dan menyentuh hati.

Di Mana Air Mata Jatuh

“Tidak ada yang benar-benar kuat. Kita hanya pandai menyembunyikan luka, sampai waktu dan tempat memutuskan kapan air mata itu jatuh.”
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   September 27, 2025
  • «
  • 1
  • …
  • 13
  • 14
  • 15
  • 16
  • 17
  • 18
  • 19
  • …
  • 123
  • »

Search

My Recent Post

  • Melambat Bila Perlu
  • Topeng di Rak, Hati di Meja
  • Program Tetangga
  • Bohemia Mode On
  • Benih!
  • Membangun Kota dari Koper
  • Penumpang Sementara
  • Berhenti Percaya
  • Ruang yang Menyembuhkan
  • Yang Tumbuh di Antara Kita

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top