“Ketika hidup terasa hanya ‘lahir, kerja, mati’, ia menemukan jeda sederhana: rumah yang berdiri di atas seribu langkah cinta dan
“Ada waktunya kita berhenti berbicara, bukan karena kalah, melainkan karena sadar: sebagian telinga memang ditakdirkan tak mau mendengar.” “Bahagia