“Kita tak akan tahu siapa yang sungguh mencintai sampai hidup berhenti nyaman.Di hari-hari keras, topeng jatuh, peran terbuka, dan barulah
“Kadang yang patah bukan sayapnya, melainkan arah pulangnya; dan kita belajar terbang lagi dengan peta yang digambar dari luka-luka yang
“Cinta yang tak ditata menjadi kerja, hanya akan jadi candu yang melelahkan; dan kerja yang tak ditautkan pada cinta, hanya
“Hidup bukan tentang seberapa cepat kamu sampai, melainkan seberapa utuh kamu kembali.” . Lampu-lampu kota menyalakan kilau di genangan, seperti
“Yang paling sunyi dari kota bukanlah malamnya, melainkan hati yang pura-pura baik-baik saja di balik jendela terang.” . Pagi di
“Orang kota belajar dari cahaya neon: terang bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk menunjukkan jalan pulang bagi yang lelah.” .