“Yang tak terucap sering lebih berisik daripada kata-kata. Dengarkan yang diam, sentuh yang tak kelihatan.” . Pagi itu, kota masih
“Tidak semua pemberian punya harga; sebagian hanyalah tangan yang tak tega melihat orang lain jatuh.” . Pagi di kota selalu
“Urip iku urup: hidup berarti ketika kita menyalakan cahaya pada hidup orang lain—meski koreknya berasal dari saku yang sama-sama pas-pasan.”
“Kamu tidak akan pernah menemukan orang yang sama dua kali, bahkan di orang yang sama sekalipun.” . Malam itu Surabaya
“Bukan yang paling kuat yang bertahan, melainkan yang paling lentur; seperti air yang mencari celah, hati yang memilih empati, dan
“Jangan buru-buru membalas. Kumpulkan saja semua batu yang dilemparkan orang, dan bangun tangga pulang ke dirimu sendiri.” . Malam itu,