Hati galau bikin bloon
.
Walaaaahhh… ketinggalan sepur!
Sudah basi!
Tiketmu tak berlaku lagi,
Gerbongnya pun tak sudi menoleh ke belakang.
Secara fisik, dia sudah meninggalkanmu
beberapa bulan yang lalu.
Secara emosi?
Hambar… dingin… garing…
dan hanya dia yang tahu,
sejak kapan cinta itu kehilangan nyawanya.
Mungkin bahkan sejak lama
kamu cuma jadi figuran dalam ceritanya.
Jadi…
jangan kelamaan menggantang asap!
Hati galau bikin bloon!
Terlalu lama bertahan
hanya akan menggerogoti logika dan harga dirimu.
Let’s move on…
Putuskan saja benang yang tak lagi mengikat,
hapus nomor yang hanya membebani,
lepaskan beban yang tak layak kamu panggul.
Ya…
Kamu mungkin akan menangis
—dan itu tak masalah.
Menangislah semalaman,
asal esok kamu bangun
lebih kuat dan lebih waras.
Daripada kamu terus mempertaruhkan harga dirimu
dalam hubungan yang
statusnya mengambang
dan maknanya memuakkan.
Kamu mungkin tidak menyadari,
tapi aku —sahabatmu— bisa membaca dengan mata telanjang:
dia sudah pergi.
Tidak cuma raga,
tapi jiwanya sudah jauh
melayang entah kemana.
Dia bukan lagi rumah,
hanya bangunan kosong yang penuh bayang-bayang.
The decision is yours.
Aku tak bisa memaksamu…
Tapi aku juga tak mau melihatmu
terluka, berdarah-darah hatimu,
demi seseorang
yang bahkan tak lagi peduli
apakah kamu masih hidup atau tidak.
.
.
.
Bali, 28 September 2013