“Warisan terbesar bukan rumah dan angka di rekening, melainkan cara kita pulang—dengan kepala tegak, hati tunduk, dan tangan yang tetap		
		
	 
 	
		
	
		
		
			“Kadang, yang kita sebut kekalahan hanyalah tapal batas; di baliknya ada halaman rumah kita sendiri—tempat pulang yang selama ini kita		
		
	 
 	
		
	
		
		
			“Yang kau cari ke luar ternyata tinggal di dalam. Karena terlalu dekat, ia bersembunyi seperti kunci di saku sendiri—terasa, tapi		
		
	 
 	
		
	
		
		
			“Orang yang tulus kalau sudah sering kecewa, ia berhenti marah, berhenti berdebat—ia hanya menutup pintu. Dan sunyi di balik pintu		
		
	 
 	
		
	
		
		
			“Aku membantu, bukan karena kuat. Aku membantu, karena pernah rapuh.” “Menolong bukan tentang mampu atau tidak, tetapi tentang hati yang		
		
	 
 	
		
	
		
		
			“Gengsi yang bising, hati yang sunyi” “Tak semua yang berkilau membawa terang; sebagian hanya menyoroti sepi yang kita sembunyikan.” .