Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Cerpen naratif penuh makna tentang Rukmini, perempuan Jawa yang pulang ke kampung halamannya untuk berdamai dengan masa lalu dan menemukan cinta yang sunyi.

Langkah Pulang Rukmini

“Beberapa langkah tak membawa kita jauh. Tapi cukup untuk membuat kita kembali menjadi manusia.” . Peron yang Tak Lagi SamaKereta
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 12, 2025
Kisah emosional tentang pengkhianatan bermodus empati. Ketika kebaikan justru menjadi jerat. “Modus Bebek Hanyut” dan luka yang tak terdeteksi logika.

Tangan yang Kuulurkan, Jerat yang Ia Tarik

“Empati tanpa nalar adalah perahu tanpa dayung—mudah hanyut ke arah yang tak kita tuju.”“Jangan buru-buru menolong, sebelum tahu apa yang
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 12, 2025
mengangkat Cangik dan Cakil sebagai refleksi manusia Jawa masa kini—jujur, tertindas, namun tetap berani. Cerita ini menyentuh, menggugah hati

Cakil dan Cangik: Dalam Dunia Bertopeng

“Kemarin ada yang menguatkanku. Esok ada harapanku. Hari ini, aku malu karena aku apa adanya di antara dunia yang semua
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 11, 2025
Cerpen emosional tentang Besut yang menemukan kembali kewarasan dan ketenangan hidup melalui ritual sederhana: secangkir kopi. Sebuah cerita inspiratif yang memeluk hati.

Secangkir Jeda di Tengah Riuh

“Kopi itu bukan sekadar minuman. Ia adalah jeda—pelukan hangat bagi hati yang lelah.”“Kamu tidak perlu menyelesaikan semua hari ini. Seruput
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 11, 2025
Cerpen emosional tentang Tirta, anak mafia Indonesia, yang memilih bertobat demi cinta dan nuraninya. Diadaptasi dari kisah Michael Franzese.

Tirta, Api, dan Luka yang Tak Tumbuh Daun

“Yang gelap tak selalu jahat, yang terang tak selalu benar;yang kita pilih—itulah yang menulis siapa kita.” . Jakarta sore hari
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 11, 2025
Air mata Jayengresmi tumpah. Bukan karena sedih, tapi karena akhirnya ia mengerti: dirinya bukan untuk semua orang, tapi ia bisa tetap jadi cahaya untuk banyak orang.

Di Antara Setara dan Satu Frekuensi

“Kadang yang paling menyakitkan bukan karena kita terlalu tinggi untuk dipahami, tapi karena kita terlalu tulus untuk disalahartikan.” . Malam
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   July 11, 2025
  • «
  • 1
  • …
  • 65
  • 66
  • 67
  • 68
  • 69
  • 70
  • 71
  • …
  • 133
  • »

Search

My Recent Post

  • Orang-Orang yang Kita Tinggalkan untuk Tetap Waras
  • Orang Biasa yang Menyimpan Langit
  • Yang Jatuh Sendiri
  • Yang Kecil-Kecil yang Kita Lupa
  • Di Tahun Aku Memeluk Tenang
  • Jejak di Persimpangan
  • Bahagia Tanpa Tepuk Tangan
  • Di Meja yang Tak Lagi Kuinginkan
  • Romantisme Kota Malang: Manusia-Manusia yang Dirajut Hujan
  • Romantisme Kota Malang: Jeda yang Tak Pernah Kita Pelajari

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top