Jeffrey Wibisono V.
  • Home
  • Profile
  • Blogs
  • Support me and locals
Cerpen urban mengharubiru tentang Panji yang bangkrut, dikhianati, lalu bangkit bersama orang-orang yang memilih tetap tinggal. Bisnis, edukasi, dan pulang ke diri.

Ketika Lampu Padam Siapa yang Duduk di Sampingmu?

“Orang yang salah sering datang di musim tenang, lalu pergi meninggalkan badai. Tapi orang yang tepat justru tiba di tengah
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 9, 2025
Cerpen urban Jakarta tentang taneyan keluarga, tiga mimpi yang beradu, dan keheningan yang menyatukan. “Didirikan oleh Sunyi” mengajarkan jeda, empati, dan pulang.

Didirikan oleh Sunyi

“Kadang, cara paling kuat untuk menggerakkan hati orang lain adalah berhenti menggerakkan lidah kita.” . Di Jakarta—kota yang menolak tidur,
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 8, 2025
Kisah urban tentang Jayan, Retna, Sabrang, dan Amby yang menemukan kembali arti “cukup” lewat hal-hal kecil di Jakarta. Mengharubiru, filmis, dan manusiawi.

Sebelum Kita Hilang

“Yang kecil bukan sisa; ia inti yang luput dilihat.”“Kadang-kadang kita mengejar yang besar sampai lupa: secangkir teh hangat bisa menyelamatkan
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 8, 2025
Cerpen urban Jakarta tentang Jaya dan Saka yang menjaga malam—merawat harapan, hospitality, dan pulang ke diri—dengan kisah hangat, filmis, dan menyentuh.

Yang Menjaga Malam

“Pada akhirnya, kita tidak benar-benar pulang ke alamat,melainkan ke diri yang berani jujur pada luka dan mimpi.” . Hujan memulai
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 8, 2025
Cerita urban mengharukan tentang parkir, pagar, dan sabar di Cendana Hill—sengketa kecil yang menyingkap adab, empati, dan cara kita saling memberi ruang.

Di Antara Pagar dan Sabar

“Kadang yang membuat kita kehilangan bukan badai besar,tapi percikan kecil yang tak kita padamkan saat masih bisa.” . Aku pertama
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 8, 2025
Cerita urban tentang Amir, Jaya, Retna, dan Adaninggar: batas menolong, literasi finansial, dan persahabatan yang tumbuh. Mengharubiru dan memantik jeda yang bijak.

Di Antara Tangan yang Mengulurkan dan Melepas.

“Tidak semua orang harus dibantu, bukan karena kita egois, tapi karena ada yang memang perlu belajar bertanggung jawab atas perbuatannya
  • Creative Thinking Creative Thinking
  •   October 8, 2025
  • «
  • 1
  • …
  • 17
  • 18
  • 19
  • 20
  • 21
  • 22
  • 23
  • …
  • 132
  • »

Search

My Recent Post

  • Bahagia Tanpa Tepuk Tangan
  • Di Meja yang Tak Lagi Kuinginkan
  • Romantisme Kota Malang: Manusia-Manusia yang Dirajut Hujan
  • Romantisme Kota Malang: Jeda yang Tak Pernah Kita Pelajari
  • Romantisme Kota Malang: Warisan yang Ingin Ditahan Waktu
  • Romantisme Kota Malang: Pertaruhan Seorang Perencana Kota
  • Romantisme Kota Malang: Kota Tempat Mencari Validasi
  • Romantisme Kota Malang: Studio Kopi yang Hampir Tutup
  • Romantisme Kota Malang: Sunyi yang Mengajar Di Antara Ruang Dosen
  • Romantisme Kota Malang: Di Kota Ini Kita Belajar Pelan

Share To Your Circle

  • Support me and locals
  • Cart
  • My Account

Copyright © 2025 Jeffrey Wibisono V. . All rights reserved

back to top