Takdir

Hari ini pemikiran saya lebih berat, karena sedang mencari makna dari kata takdir.

 

Buat saya takdir adalah hal yang sangat penuh tanda tanya.

Saya sepenuhnya percaya bahwa takdir itu ada. Bisa jadi takdir adalah “blue print” kehidupan semua makhluk. Ilmu tentang takdir bisa dipelajari secara sains seperti ilmu astrologi barat, ilmu perbintangan Jawa kuno, I-Ching Cina dan banyak lagi. Apakah ilmu-ilmu tersebut akan menjawab 100% pertanyaan tentang jalan kehidupan semua makhluk dari mulai saat dilahirkan sampai kematiannya?

Sekali lagi buat saya takdir seperti gambar sketsa. Saya sendiri yang harus mewarnainya di dalam ketidak mengertian ke tidak pastian.

Dalam perjalanan hidup saya, saya ditakdirkan untuk bertemu beberapa orang dan mengalami beberapa kejadian pada saat yang tepat pada waktu yang tepat. Orang lain bisa bilang itu faktor keberuntungan atau hoki. Tetapi saya akan berpendapat, ini adalah bagian dari takdir, pekerjaan alam semesta.

 

Apakah artinya ada fleksibilitas dalam hal takdir?

Apakah setiap momen dari hirupan nafas manusia adalah takdir?

Saya teringat kalimat “manusia merencanakan Tuhan yang menentukan”

Saya sering dihadapkan dengan banyak pilihan. Contoh kecil saja ketika menyetir kendaraan, untuk menuju pulang ke rumah ada beberapa alternatif jalan yang bisa dilalui.

Ketika sedang menyetir, di benak dan lubuk hati sering bertanya jawab “belok kiri saja di depan sana tidak macet” tapi di pikiran yang lain “ah lewat jalan biasa saja kan tidak sedang buru-buru ini”. Dan sering terjadi…. saya betul-betul terperangkap di tengah kemacetan total. Apakah ini bisa di bilang takdir juga?

Sering kali saya memutuskan suatu pilihan berdasarkan logika dengan perhitungan untung rugi, baik buruk, memberi manfaat atau tidak. Apakah momen-momen itu dengan benar atau tidak?

Lalu, apabila saya gagal dalam mengambil keputusan itu, apakah ini bencana?

Saya juga sering diingatkan oleh kakak juga beberapa sahabat dengan kata-kata, “Sudah bukan jodohmu, keputusan yang kamu ambil melawan takdir. Ayo berusaha lagi, rejeki ndak kemana, kalau memang untukmu pasti akan nyampai ke kamu”

 

Saya ulangi, takdir adalah seperti gambar sketsa yang telah dilukis sebelumnya di kanvas.

Kemudian kehidupan dengan segala pilihannya akan mewarnai sketsa tersebut. Saya akan memberi warna hitam untuk duka, merah untuk marah, dan biarkan warna warna itu tercampur begitu rupa sehingga sketsa itu menjadi lukisan yang indah dengan nilai yang mahal.

Apakah anda tahu kalimat “hidup ini indah?”

Nah itulah jawaban takdir kita. Dan menjadi mahal karena pengalaman kita sendiri masing-masing yang tidak dipunyai oleh orang lain.

Silakan dibingkai, silakan dipajang.

Apabila kita sudah tidak mampu menambahkan warna lagi, artinya kita telah sampai kepada destinasi kehidupan kita.

Warna sempurna.

Kita kembali kepada yang memberi hidup.

 

Bali, 18 January 2019

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku

Hospitality Consultant Indonesia in Bali – Telu Learning Consulting – Commercial Writer Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Leave a Reply