Namaku Brandku

Bermula dari pertanyaan yang dilontarkan satu dari dua perempuan yang duduk semeja dengan saya.

“Pak Jeff, saya perhatikan selfie-selfie yang di posting si sosmed bapak itu kok beda ya. Mukanya cuma sebagian yang tampil”.

Dengan cepat saya menjawab, “Iya, saya sedang men-develop my personal branding.”

Okeh loh, Bapak ini…… sudah mengerjakan personal brandingnya sendiri,” timpal perempuan satunya.

 

Itu obrolan informal santai di celah kesibukan dua orang perempuan pekerja. Mereka itu adalah Public Relations Consultant yang sedang mengerjakan rutinitas pekerjaannya. Mereka duduk di restoran hotel terbuka, menghadap sawah di Ubud. Saya hadir di situ karena sedang ada keperluan meeting di tempat yang sama.

Dari jawaban saya itu, dan karena mereka ada di wilayah pengetahuan yang ada benang merah dengan topik kecil personal branding, mata mereka berbinar dengan ekspresi muka yang seolah mengatakan, “Tell me more… tell me more…”

Pemahamannya; branding untuk diri sendiri yang saya sebut Personal Branding tidak ada hubungannya dengan usia, posisi di kantor, atau bisnis yang kita jalankan.

 

Untuk pulau Bali, di dunia industri perhotelan dan pariwisata, boleh dibilang saya seorang public figur, selebriti, kondang. Seolah semua orang sudah mengenal saya. Seorang graphic designer dan seorang blogger yang juga pekerja travel agent berani mengungkap langsung di hadapan saya. Mereka mengatakan, “Jeffrey wibisono is a brand.” Mereka mendorong saya untuk melakukan sesuatu yang lebih as a brand. Maka jadilah website https://jeffreywibisono.com itu.

 

Apa sih Personal Branding itu?

 

Dari beberapa definisi Self Branding yang di Indonesia menjadi disebut Personal Brand,saya ambil definisi dari (Montoya & Vandehey, 2008). Diterangkan, Personal Branding adalah sesuatu tentang bagaimana mengambil kendali atas penilaian orang lain terhadap Anda sebelum ada pertemuan langsung dengan Anda.

Jadi, Personal Branding merupakan kegiatan untuk mempengaruhi mengenai apa yang masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, keahlian, dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya. Seperti penokohan.

Nah, selfie dengan menampilkan muka hanya sebagian, bahkan kurang dari separo, pun sudah menjadi sesuatu yang beda dan menjadi perhatian dan meng-inspirasi orang lain. Seri Selfie-nya saya beri judul Selfie Art yang bercerita.

Personal Branding merupakan intangible asset yang paling berharga. Ini terutama yang berkaitan dalam karir, bisnis, dan pekerjaan saya yang harus go international. Memiliki Personal Branding yang kuat membuat saya setingkat lebih maju dibanding lawan bicara saya yang apa adanya. Sepertinya saya menjadi seseorang yang luar biasa, memiliki perbedaan, dan ada nilai tambah dibandingkan individu lainnya. Inilah yang harus dimanfaatkan besar-besaran dalam negosiasi bisnis.

Sebenarnya, proses Personal Branding saya ini berjalan tanpa perencanaan dan mengalir begitu saja. Konsistensi profesi di Sales & Marketing yang membuat saya selalu muncul di permukaan. Kemudian eksistensi di industri yang sama menjadi bagian dari banyak dikenal orang.  Ya iyalah…, perjalanan karir lebih dari 20 tahun. Kalau tidak dikenal, ya kebangetan.

Saya adalah praktisi dan bukan dari background edukasi. Personal Branding ada teorinya dan semua sudah saya implementasikan. Jadi langkah selanjutnya adalah self development saya saja untuk mengelola harta karun yang sudah saya dapat.

Saya sudah merasakan keuntungan Personal Branding dari banyaknya pengusaha dan pekerja industri pariwisata dan perhotelan di Bali yang mengenal nama Jeffrey Wibisono.

Secara tidak sadar saya menginspirasi banyak orang dan mendapatkan kehormatan dari lingkungan saya berinteraksi. Personal Branding saya juga membuat kepercayaan pasar lokal terhadap produk hotel di mana saya bekerja. Membuat saya lebih mudah memasuki pangsa pasar karena sudah dikenal terlebih dahulu sebelum sampai ke tahap presentasi pun. Jaminannya adalah untuk beberapa proyek bisnis, orang akan mengingat nama saya terlebih dahulu, disempatkan bertanya sebelum sampai akhirnya berkelanjutan ke penawaran harga.

 

Harta karun Personal Branding yang sudah saya miliki.

 

Aktif di media sosial sudah saya tekuni lebih dari 10 tahun, Bahkan saya adalah generasi pertama Facebook di tahun 2006 yang mengambil alih kepopuleran media pertemanan Friendster. Akun email gmail, saya juga sekian dari generasi pertama yang menerima undangan untuk mendaftakan nama saya.

Dengan berjalannya waktu saya sudah ada di Linkedin, Twitter, Pinterest, Tumblr, Flickr, WordPress dan Google+. Satu yang sedang saya tekuni dan pelajari karena belum dapat ilmu komplitnya adalah instagram. Posting foto dengan ribuan follower tapi yang nge-like kok cuma belasan. Dari instagram ini pula saya mengubah ID personal @jeffreywibisono menjadi @namakubrandku.

 

Ya, #namakubrandku menjadi sangat special dan menjadi pembahasan, menjadi tertawaan dan menjadi kekaguman. Sangat otentik, asli.

 

Perlu dimengerti, akun media sosial yang saya miliki merefleksikan citra diri saya. Sepertinya juga menjadi bagian dari promosi diri yang efektif. Deskripsi pribadi pada akun media sosial saya juga banyak dibaca dan diperhitungakan. Pendek kata, berbagai posting saya yang positif di media sosial seperti Facebook dan LinkedIn juga Self Branding saya.

Saya rajin mengubah status pribadi untuk memperkuat brand saya. Saya meng-upload kata-kata bijak, berbagai foto kegiatan, dan perjalanan saya. Di instagram, saya membuat serial posting dengan hash tag yang konsisten seperti #bungaditepijalan #mylifemyadventure #bersama itu colourfull.

Penguat Personal Branding saya adalah Facebook Fan Page dengan nama Jeffrey Wibisono V – namakubrandku dalam kategori Public Figure dengan total follower 5973 pada hari ini.

Saya sudah punya “Tagline” – slogan

Pertama kali tagline saya adalah dengan pemikiran yang sangat mulia.

Imagination, Dedication, and Passion

  • Imagination untuk mempresentasikan segala aktivitas saya yang muncul dari kreativitas.
  • Dedication untuk mempresentasikan kemauan berbagi dengan orang lain. Termasuk hasil usaha dan pengetahuan dan keahlian saya.
  • Passion untuk mempresentasikan eksistensi saya dan komitmen saya di bidang perhotelan dan pariwisata yang saya geluti.

 

Dalam perjalanannya, saya merasa nama Jeffrey Wibisono hanya dikenal secara lokal. Ruang lingkup popularitasnya terbatas. Secara teknologi saya bisa menjangkau dunia. Maka tagline beberapa kali saya ubah sehingga sampailah ingatan balik pada saat memutuskan membuat website. Terngiang; “jeffrey is a Brand”.

Saya mikirnya; jeffrey adalah namaku, dan sudah menjadi brand.  Klik, langsung sreg dapatlah tagline  “Namaku adalah Brandku” .

Ya… tidak salah, fungsi tagline ini mendeskripsikan diri sendiri dalam satu kalimat yang ‘menjual’ seperti halnya iklan promosi suatu produk di pasaran. Tagline ini akan menjadi acuan brand seperti apa yang ingin Anda bentuk. Inilah dinamika ilmu marketing, bisa diubah-ubah sesusuai pemikirnya dan zamannya. Jadi ceritanya, saya ini ya masih jualan diri untuk melanjutkan hidup dan berproses.

Untuk saya pribadi, aktivitas Personal Branding sekarang adalah aktualisasi diri sendiri yang sudah populer di lahannya. Sarana media sosial, website dengan taglinenya untuk mempertahankan eksistensi. Ndak maulah saya menjadi ‘habis manis sepah dibuang’. Saya masih memerlukan aktivitas jangka panjang untuk “hidup”.

 

Jeffrey Wibisono adalah seseorang yang hiper aktif dan memerlukan arena berekspresi yang sebebas-bebasnya dan seluas-luasnya. Menuangkan pemikiran saya dalam website atau media lainnya yang membuat saya ingin dikenal sebagai apa. Ini semacam melakukan kontemplasi dan bukan hanya untuk memperkuat citra diri sebagai brand yang mumpuni, tetapi masih sebagai hobi, bukan profesi.

Personal Branding saya yang sengaja saya ekspose menjadi konsumsi public adalah dari hati yang paling dalam dan tulus untuk melampiaskan kreativitas. Dengan kematangan saya memiliki Personal Branding berarti menjadi diri sendiri, berkarakter, dan menginspirasi banyak orang.

 

Cukup positif, kan… ???!!!

 

Dari Kumpulan Hotelier Stories Catatan Edan (Unpublished) – jeffreywibisono

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku

Hospitality Consultant Indonesia in Bali – Telu Learning Consulting – Commercial Writer Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Comments are closed.